Terimakasih terimakasih.. Terimakasih banyak.. Alhamdulillah.. :)
Aku berterimakasih untuk nafasku, selalu menemaniku pada setiap helaannya.
Pada rohku yang mampu tuk membopong klongsongan ragaku pada detiknya.
Pada raga dan jiwa yang selalu memberi rasa pada tiap tiap asanya.
Aku berterimakasih pada Papi karna benihmu yang dititipkan olehNya aku bisa hadir menatap dunia. Aku tak dapat mengerti betapa sedihnya hati saat harus terbiasa harus kehilangan di saat usia rapuh dan mengingat dengan jeli apa yang terjadi. Yang aku tau pasti disini aku masih ada sama seperti dulu. Dan PAPI tetap PAPI untukku..
Aku berterimakasih untuk wanita yang kuat dan sabar melahirkan dan mendidikku hingga kini. Merawat dengan segala macam orientasinya mlahirkan aku si koleris sanguin karna semua otoriternya. Miss u mum..
Aku berterimakasih pada mb ku Ayu, adeku chafis, dan dali. sayang selalu kalian yang mengerti aku.. menemani dan menjaga aku selalu.. :)
Aku juga berterimakasih pada Papa yang sempat hadir mengisi kehidupan keluargaku melengkapi kekosongan dengan segala kekurangan yang tak perlu aku bingkai dalam kata ini. Setidaknya aku sangat menghargai setiap moment yang engkau ciptakan di sini.
Aku berterima kasih pada semua wanita hebat yang selalu tegar melewati setiap fase kenakalanku dari aku mulai ada untuknya hingga ia lelah untuk menemaniku karna pribadinya.
Aku berterimakasih pada semua yang selalu melengkapi hidupku, sehingga aku banyak belajar tentang arti kehidupan dan aku tak tau bagaimana caranya aku bisa melewatinya tanpa kalian semua.. *kelga,guru, ust, teman, sobh.. all people love u always.. :)
aku tak ingin menganggap “someone trouble in my life” cause mybe memang semua harus terjadi dalam hidup dan semua pasti punya arti serta tujuan inilah kehidupan. Bukan karna kamu, dia atau siapapun tapi karana Allah ingin aku begini dalam hidupku. Dengan adanya begitu aku pun menjadi kuat dan tegar dalam setiap langkah dan pijakku.
Aku tak ingin menyesal tuk mengulang masa. Karna semua itu kenangan indah benih agar aku dapat menuai kelak menjadi pribadi yang matang dan sempurna sesuai pada jalannya.
Semua pasti ada awal dan akhir. Aku pun tak tau kapan akhir dari titik ini? Sekarang esok apa tahun depan? Namun kehilangan untuk berkali kali itu sakit dan membutuhkan proses.
Humans are selfish and coward like me who are afraid to start a relationship because fear of losing. Forgive all my fault. This is too heavy for me.
No comments :
Post a Comment